Review film Laskar Pelangi
Judul
: LASKAR
PELANGI
Genre
: romance and adventure
Director/author
: Riri riza / Salman ariso,
Riri riza, Mira lesmana
Produser : Mira lesmana
Produksi
: Mizan MILES films
Tahun
: 26 september
2008
Durasi :
125 menit
Pemain :
Cut
Mini Theo (
Ibu. Muslimah )
Ikranegara ( Bapak Harfan),
Zulfanny ( Ikal )
Ferdian ( Lintang )
Verrys
Yamarno ( Mahar)
Slamet
Rahardjo ( Bapak
Zulkarnaen )
Tora Sudiro
( Bapak Mahmud )
Lukman
Sardi
( Ikal dewasa )
Ario Bayu
( Lintang dewasa )
Mathias
Muchus ( ayah Ikal )
Rieke Diah Pitaloka
(
Ibu Ikal )
Teuku Rifnu Wikana
( Bapak
Bakri )
Alex Komang
( Ayah Lintang )
Jajang C
Noer ( Bapak Harfan )
Robby
Tumewu ( A Miauw
)
Yogi Nugraha
( Kucai )
M.
Syukur Ramadan (
Syahdan )
Suhendri ( A Kiong )
Febriansyah
( Borek )
Suharyadi S Ramadhan ( Trapani )
Jeffry
Yanuar ( Harun )
Dewi Ratih Ayu Safitri ( Sahara )
Marcella El Jolia Kondo ( Flo )
Levina ( A Ling )
Film Laskar Pelangi adalah sebuah film yang dibuat oleh Riri Riza berdasarkan
Novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Bercerita tentang kehidupan anak-anak
miskin yang memiliki semangat yang tinggi untuk mengecap pendidikan dengan
keterbatasan yang melingkari kehidupan mereka di Pulau Belitong
(Belitung), sebuah pulau yang berada di lepas pantai timur Indonesia, dimana
suku yang mendominasi adalah suku Melayu dan Tionghoa.
Berawal
dari sebuah sekolah Muhammadiyah yang telah menjadi tempat anak-anak tersebut
terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud provinsi setempat jika siswa tidak
mencapai 10 anak. Kemudian ketika upacara pembukaan, seorang ibu dengan anaknya
yang bernama Harun mendaftarkan diri di sekolah tersebut. Sehingga sekolah
Muhammadiyah memiliki murid yang genap 10 orang, dan akhirnya sekolah
Muhammadiyah tidak jadi ditutup. Oleh karena itu Bu Muslimah (guru yang
mengajar di sekolah Muhammadiyah) memberikan nama kepada mereka sebagai anak
Laskar Pelangi.
Semua
anak tersebut memiliki karakteristik serta kelebihannya masing-masing.
Misalnya, si Mahar. Meskipun perilakunya terkadang suka ngawur dan lucu, tetapi
ia memiliki minat dan juga bakat terhadap bidang seni, hingga akhirnya ia yang
memberikan kemenangan untuk sekolah Muhammadiyah pada pesta karnaval dengan
tarian tradisional yang diciptakannya sendiri. Atau si Lintang, seorang
anak nelayan yang sangat jenius. Dimana ia memiliki cara tersendiri untuk
menciptakan rumus-rumus matematika dan juga telah menjadi bintang kejora di
sekolah Muhammadiyah pada lomba cerdas cermat. Sesuai lirik
lagu Lintang, bahwa Lintang adalah seorang anak yang sangat luar biasa.
Kemudian ada Ikal, yang menyukai dan berbakat dalam bidang sastra, dan
anak-anak lainnya.
Persoalan
demi persoalan yang harus dihadapi oleh pihak sekolah serta anak-anak tersebut
dapat memberikan kita sebuah perbandingan, bahwa ternyata masih banyak
orang-orang yang memiliki keterbatasan untuk menggapai impian. Seperti lirik
yang dinyanyikan pada Soundtrack
Laskar Pelangi, sangat inspiratif. Apapun kendalanya, jika kita memiliki
mimpi dan kemauan, pasti ada jalan!
Bagi
kamu yang sudah membaca novel Laskar Pelangi, sedikit banyaknya kamu pasti tahu
bagaimana kisah serta makna yang terselip dalam film ini. Unsur pendidikan
sangat kental dalam tema Laskar Pelangi. Sedangkan perbedaan antara Novel
dan Film Laskar Pelangi menurut saya hanya dari sisi visualnya saja. Kalau
mau lebih detail sambil berimajinasi, mendingan baca novelnya aja. Tapi kalau
kamu males baca, solusinya ya nonton filmnya.
SINOPSIS
Sebuah
adaptasi sinema dari novel fenomenal LASKAR PELANGI karya Andrea Hirata.
Hari pertama pembukaan kelas baru di sekolah SD Muhammadyah menjadi sangat menegangkan bagi dua guru luar biasa, Muslimah (Cut Mini) dan Pak Harfan (Ikranagara), serta 9 orang murid yang menunggu di sekolah yang terletak di desa Gantong, Belitong. Sebab kalau tidak mencapai 10 murid yang mendaftar, sekolah akan ditutup.
Hari itu, Harun, seorang murid istimewa menyelamatkan mereka. Ke 10 murid yang kemudian diberi nama Laskar Pelangi oleh Bu Muslimah, menjalin kisah yang tak terlupakan.
5 tahun bersama, Bu Mus, Pak Harfan dan ke 10 murid dengan keunikan dan keistimewaannya masing masing, berjuang untuk terus bisa sekolah. Di antara berbagai tantangan berat dan tekanan untuk menyerah, Ikal (Zulfani), Lintang (Ferdian) dan Mahar (Veris Yamarno) dengan bakat dan kecerdasannya muncul sebagai pendorong semangat sekolah mereka.
Di tengah upaya untuk tetap mempertahankan sekolah, mereka kehilangan sosok yang mereka cintai. Sanggupkah mereka bertahan menghadapi cobaan demi cobaan?
Film ini dipenuhi kisah tentang tantangan kalangan pinggiran, dan kisah penuh haru tentang perjuangan hidup menggapai mimpi, serta keindahan persahabatan yang menyelamatkan hidup manusia, dengan latar belakang sebuah pulau indah yang pernah menjadi salah satu pulau terkaya di Indonesia.
Hari pertama pembukaan kelas baru di sekolah SD Muhammadyah menjadi sangat menegangkan bagi dua guru luar biasa, Muslimah (Cut Mini) dan Pak Harfan (Ikranagara), serta 9 orang murid yang menunggu di sekolah yang terletak di desa Gantong, Belitong. Sebab kalau tidak mencapai 10 murid yang mendaftar, sekolah akan ditutup.
Hari itu, Harun, seorang murid istimewa menyelamatkan mereka. Ke 10 murid yang kemudian diberi nama Laskar Pelangi oleh Bu Muslimah, menjalin kisah yang tak terlupakan.
5 tahun bersama, Bu Mus, Pak Harfan dan ke 10 murid dengan keunikan dan keistimewaannya masing masing, berjuang untuk terus bisa sekolah. Di antara berbagai tantangan berat dan tekanan untuk menyerah, Ikal (Zulfani), Lintang (Ferdian) dan Mahar (Veris Yamarno) dengan bakat dan kecerdasannya muncul sebagai pendorong semangat sekolah mereka.
Di tengah upaya untuk tetap mempertahankan sekolah, mereka kehilangan sosok yang mereka cintai. Sanggupkah mereka bertahan menghadapi cobaan demi cobaan?
Film ini dipenuhi kisah tentang tantangan kalangan pinggiran, dan kisah penuh haru tentang perjuangan hidup menggapai mimpi, serta keindahan persahabatan yang menyelamatkan hidup manusia, dengan latar belakang sebuah pulau indah yang pernah menjadi salah satu pulau terkaya di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar