Jumat, 03 Desember 2010

PENDERITAAN MANUSIA DI WASIOR

WASIOR

“Menyalahkan takdir hanyalah ilusi atas penderitaan manusia karena Tuhan senantiasa mencintai mereka yang tertindas.”
Nestapa. Barangkali kata ini cukup tepat untuk menggambarkan keadaan masyarakat di Wasior, Teluk Wondama, Papua Barat. Bencana alam berupa banjir harus mereka reguk akibat dari keserakahan manusia, menghabisi hutan. Tak lengkap bila hanya berkutat pada banjir belaka. Keadilan yang mereka dambakan sebagai ekses peristiwa pada 2001 masih juga jauh di awang. Sudah jatuh tertimpa tangga. Peribahasa ini cukup mewakili kondisi warga Wasior saat ini.
Senin, 4 Oktober pukul 08.00 WIT. Ketenangan warga Wasior terenggut. Banjir bandang merenggut ketentraman setelah sempat terusik ketika peristiwa kekerasan 13 Juni 2001 meletus. Terjangan air bah menjungkirbalikkan dan merendam semua yang dilaluinya. Mobil, motor, truk, dan apa pun yang diterjang seketika berubah posisi dan terendam lumpur. Malapetaka yang sebelumnya tak pernah mereka bayangkan akan melanda bumi pijakannya.
Korban jiwa pun berjatuhan oleh amukan alam, yang ditengarai, akibat ulah manusia ini. Posko Kesehatan Penanganan Korban Bencana Wasior di Papua mencatat, per 6 Oktober 2010, sebanyak 72 orang tewas, 66 orang hilang, 461 orang luka-luka, dan 56 orang luka berat akibat banjir bandang ini. Ribuan penduduk lainnya harus mengungsi karena “surga” mereka turut hancur juga. Ditambah lagi dengan lambatnya mitigasi bencana oleh pemerintah dalam peristiwa ini. Lengkap sudah penderitaan saudara kita di Wasior.
Buruknya mitigasi bencana di Wasior membuktikan lemahnya koordinasi dalam penanganan bencana alam. Dalam teori mitigasi bencana, tindakan tanggap darurat dilakukan secepatnya pasca kejadian. Bukan lagi bicara hitungan hari dalam persoalan ini, harus berpatokan pada jam, bahkan menit andai saja bisa dilakukan. Tak pelak, lambannya penanganan bencana berdampak pada semakin menderitanya korban. Sungguh tragis keadaan ini karena terjadi di wilayah (Indonesia) yang sudah jelas daerah rawan bencana.
Memang, tak elok bila dalam situasi demikian menyalahkan satu sama lain sebagai penanggungjawab. Namun, mau tak mau, harus ada pihak yang bertanggungjawab dalam hal ini, terutama dalam soal mitigasi bencana. Bagaimana pun juga, korban tetap lah manusia. Hak mereka sebagai manusia seutuhnya harus tetap dipenuhi dalam keadaan apa pun. Siapa pun tak boleh berkelit dalam hal ini, terutama negara cq. Pemerintah sebagai pengelola negara.

Minggu, 31 Oktober 2010

STUDENTSITE UNIVERSITAS GUNADARMA

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SALAH SATU FASILITAS UNIVERSITAS GUNADARMA


STUDENTSITE

STUDENTSITE adalah fasilitas bebrbasis web yang dikhususkan bagi para mahasiswa Gunadarma yang masih aktif.

 Fitur-fitur di dalam Studentsite :
  • WWW News
  • BAAK News
  • LECTURER MESSAGE
  • Rangkuman Nilai
  • Jadwal Kuliah
  • Jadwal Ujian
  • Bebas Perpustakaaan
  • Surat Keterangan
  • Infor Absensi
  • Pendaftaran Lomba Blog
  • Info Seminar (UG Portfolio)
  • Tulisan (UG Portfolio)
  • Tugas (UG Portfolio)
  • Deposit Library
  • Warta Warga
  • Blog Komunitas Perbankan
  • Blog Komunitas Linux
  • Blog Komunitas Fotografi
  • Blog Komunitas Robotika
  • Blog Komunitas Arsitektur
  • Blog Komunitas Ekonomi Syariah
  • Blog Komunitas Pasar Modal


 Kelebihan dari Studentsite
  • mahasiswa dapat mengakses Studentsite dimana saja
  • mahasiswa dapat melihat jadwal tanpa harus pergi ke kampus
  • mahasiswa dapat melihat nilai, jadwal ujian, jadwal kuliah dll di dalam web
  • mahasiswa dipermudah dengan adanya web Studensite dan dapat juga melihat berita-berita terkini tentang Universitas Gunadarma melalui Studentsite
 
 Kekurangan dari Studentsite
  • jika server Studentsite sedang padat atau maintance maka tidak dapat di akses


Untuk mengakses Studentsite Gunadarma klik disini >> http://studentsite.gunadarma.ac.id

Jumat, 08 Oktober 2010

kebudayaan jawa tengah




 Jawa Tengah
 adalah sebuah provinsi
 Indonesia
 yang terletak di bagian tengah Pulau Jawa
. Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat
 di sebelah barat, Samudra Hindia
 dan Daerah Istimewa Yogyakarta
 di sebelah selatan, Jawa Timur
 di sebelah timur, dan Laut Jawa
 di sebelah utara. Luas wilayahnya 32.548 km², atau sekitar 25,04% dari luas pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah juga meliputi Pulau Nusakambangan
 di sebelah selatan (dekat dengan perbatasan Jawa Barat
), serta Kepulauan Karimun Jawa
 di Laut Jawa
. Pengertian 
Jawa Tengah
 secara geografis dan budaya kadang juga mencakup wilayah Daerah 
Istimewa
 Yogyakarta. Jawa Tengah dikenal sebagai "jantung" budaya Jawa
. Meskipun demikian di provinsi ini ada pula suku bangsa lain yang memiliki budaya yang berbeda dengan suku Jawa seperti suku Sunda
 di daerah perbatasan dengan Jawa Barat. Selain ada pula warga Tionghoa
-Indonesia, Arab
-Indonesia dan India
-Indonesia yang tersebar di seluruh provinsi ini. 
Sejarah  
Jawa Tengah sebagai provinsi dibentuk sejak zaman
 Hindia Belanda
. Hingga tahun 1905
, Jawa Tengah terdiri atas 5 wilayah (
gewesten
) yakni Semarang, Rembang
, Kedu
, Banyumas
, dan Pekalongan
. Surakarta
 masih merupakan daerah swapraja kerajaan (
vorstenland
) yang berdiri sendiri dan terdiri dari dua wilayah, Kasunanan Surakarta
 dan Mangkunegaran
, sebagaimana Yogyakarta
. Masing-masing 
gewest
 terdiri atas kabupaten-kabupaten. Waktu itu 
Rembang Gewest
 juga meliputi 
Regentschap
 Tuban
 dan Bojonegoro
. Setelah diberlakukannya 
Decentralisatie Besluit
 tahun 1905
gewesten
 diberi otonomi
 dan dibentuk Dewan Daerah
. Selain itu juga dibentuk 
gemeente
 (kotapraja
) yang otonom, yaitu Pekalongan
, Tegal
, Semarang, Salatiga
, dan Magelang
. Sejak tahun 1930
, provinsi ditetapkan sebagai daerah otonom yang juga memiliki Dewan Provinsi (
Provinciale Raad
). Provinsi terdiri atas beberapa karesidenan
 (
residentie
), yang meliputi beberapa kabupaten (
regentschap
), dan dibagi lagi dalam beberapa kawedanan (
district
). Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 5 karesidenan, yaitu: Pekalongan, Jepara
-Rembang, Semarang, Banyumas, dan Kedu. Menyusul kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1946
 Pemerintah membentuk daerah swapraja Kasunanan
 dan Mangkunegaran; dan dijadikan karesidenan. Pada tahun 1950 melalui Undang-undang ditetapkan pembentukan kabupaten dan kotamadya di Jawa Tengah yang meliputi 29 kabupaten dan 6 kotamadya. Penetapan Undang-undang tersebut hingga kini diperingati sebagai Hari Jadi Provinsi Jawa Tengah, yakni tanggal 15 Agustus
 1950
 
Peta lokasi Jawa Tengah
 Pemerintahan  
Secara administratif, Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 29 kabupaten
 dan 6 kota
. Administrasi pemerintahan kabupaten dan kota ini terdiri atas 545 kecamatan
 dan 8.490 desa
/kelurahan
. Sebelum diberlakukannya Undang-undang Nomor 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah
, Jawa Tengah juga terdiri atas 4 kota administratif, yaitu Purwokerto
, Purbalingga
, Cilacap
, dan Klaten
. Namun sejak diberlakukannya Otonomi Daerah tahun 2001
 kota-kota administratif tersebut dihapus dan menjadi bagian dalam wilayah kabupaten. Menyusul otonomi daerah, 3 kabupaten memindahkan pusat pemerintahan ke wilayahnya sendiri, yaitu Kabupaten Magelang
 (dari Kota Magelang ke Mungkid
), Kabupaten Tegal
 (dari Kota Tegal ke Slawi
), serta Kabupaten Pekalongan
 (dari Kota Pekalongan ke Kajen
). 
Daftar kabupaten dan kota 
 
No.  Kabupaten/Kota   Ibu kota
  
1  Kabupaten Banjarnegara
  Banjarnegara  2  Kabupaten Banyumas
  Purwokerto  3  Kabupaten Batang
   Batang  4  Kabupaten Blora
   Blora  5  Kabupaten Boyolali
   Boyolali  6  Kabupaten Brebes
   Brebes  7  Kabupaten Cilacap
   Cilacap  8  Kabupaten Demak
   Demak  9  Kabupaten Grobogan
   Purwodadi  10  Kabupaten Jepara
   Jepara  11  Kabupaten Karanganyar
  Karanganyar  12  Kabupaten Kebumen
   Kebumen  13  Kabupaten Kendal
   Kendal  14  Kabupaten Klaten
   Klaten  15  Kabupaten Kudus
   Kudus  16  Kabupaten Magelang
   Mungkid  17  Kabupaten Pati
   Pati  18  Kabupaten Pekalongan
  Kajen  19  Kabupaten Pemalang
   Pemalang  20  Kabupaten Purbalingga
  Purbalingga  21  Kabupaten Purworejo
  Purworejo  22  Kabupaten Rembang
   Rembang  23  Kabupaten Semarang
   Ungaran  24  Kabupaten Sragen
   Sragen  25  Kabupaten Sukoharjo
   Sukoharjo  26  Kabupaten Tegal
   Slawi  27  Kabupaten Temanggung
  Temanggung  28  Kabupaten Wonogiri
   Wonogoro  29  Kabupaten Wonosobo
  Wonosobo  30  Kota Magelang
 
  31  Kota Pekalongan
 
  32  Kota Salatiga
 
  33  Kota Semarang
 
  34  Kota Surakarta
 
  35  Kota Tegal
 -
 
Geografi 
 Relief  Menurut tingkat kemiringan lahan di Jawa Tengah, 38% lahan memiliki kemiringan 0-2%, 31% lahan memiliki kemiringan 2-15%, 19% lahan memiliki kemiringan 15-40%, dan sisanya 12% lahan memiliki kemiringan lebih dari 40%.  Kawasan pantai utara Jawa Tengah memiliki dataran rendah yang sempit. Di kawasan Brebes selebar 40 km dari pantai, dan di Semarang hanya selebar 4 km. Dataran ini bersambung dengan depresi Semarang-Rembang di timur. Gunung Muria pada akhir Zaman Es (sekitar 10.000 tahun SM) merupakan pulau terpisah dari Jawa, yang akhirnya menyatu karena terjadi endapan aluvial dari sungai-sungai yang mengalir. Kota Demak semasa Kesultanan Demak (abad ke-16 Masehi) berada di tepi laut dan menjadi tempat berlabuhnya kapal. Proses sedimentasi ini sampai sekarang masih berlangsung di pantai Semarang.  Di selatan kawasan tersebut terdapat Pegunungan Kapur Utara dan Pegunungan Kendeng, yakni pegunungan kapur yang membentang dari sebelah timur Semarang hingga Lamongan (Jawa Timur).  Rangkaian utama pegunungan di Jawa Tengah adalah Pegunungan Serayu Utara dan Serayu Selatan. Rangkaian Pegunungan Serayu Utara membentuk rantai pegunungan yang menghubungkan rangkaian Bogor di Jawa Barat dengan Pegunungan Kendeng di timur. Lebar rangkaian pegunungan ini sekitar 30-50 km; di ujung baratnya terdapat Gunung Slamet dan bagian timur merupakan Dataran Tinggi Dieng dengan puncak-puncaknya Gunung Prahu dan Gunung Ungaran. Antara rangkaian Pegunungan Serayu Utara dan Pegunungan Serayu Selatan dipisahkan oleh Depresi Serayu yang membentang dari Majenang (Kabupaten Cilacap), Purwokerto, hingga Wonosobo. Sebelah timur depresi ini terdapat gunung berapi Sindoro dan Sumbing, dan sebelah timurnya lagi (kawasan Temanggung dan Magelang) merupakan lanjutan depresi yang membatasi Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Pegunungan Serayu Selatan merupakan pengangkatan zone Depresi Bandung.  Kawasan pantai selatan Jawa Tengah juga memiliki dataran rendah yang sempit, dengan lebar 10-25 km. Perbukitan yang landai membentang sejajar dengan pantai, dari Yogyakarta hingga Cilacap. Sebelah timur Yogyakarta merupakan daerah pegunungan kapur yang membentang hingga pantai selatan Jawa Timur. [sunting] Hidrologi  Bengawan Solo merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa (572 km); memiliki mata air di Pegunungan Sewu (Kabupaten Wonogiri), sungai ini mengalir ke utara, melintasi Kota Surakarta, dan akhirnya menuju ke Jawa Timur dan bermuara di daerah Gresik (dekat Surabaya). Sungai-sungai yang bermuara di Laut Jawa diantaranya adalah Kali Pemali, Kali Comal, dan Kali Bodri. Sedang sungai-sungai yang bermuara di Samudra Hindia diantaranya adaah Serayu dan Kali Progo. Diantara waduk-waduk yang utama di Jawa Tengah adalah Waduk Gajahmungkur (Kabupaten Wonogiri), Waduk Kedungombo (Kabupaten Boyolali dan Sragen), Rawa Pening (Kabupaten Semarang), Waduk Cacaban (Kabupaten Tegal), Waduk Malahayu (Kabupaten Brebes), dan Waduk Sempor (Kabupaten Kebumen). [sunting] Gunung berapi  Terdapat 6 gunung berapi yang aktif di Jawa Tengah, yaitu: Gunung Merapi (di Boyolali), Gunung Slamet (di Pemalang), Gunung Sindoro (di Temanggung - Wonosobo), Gunung Sumbing ( di Temanggung - Wonosobo), dan Gunung Dieng (di Banjarnegara). [sunting] Keadaan tanah  Menurut Lembaga Penelitian Tanah Bogor tahun 1969, jenis tanah wilayah Jawa Tengah didominasi oleh tanah latosol, aluvial, dan gromosol; sehingga hamparan tanah di provinsi ini termasuk tanah yang mempunyai tingkat kesuburan yang relatif subur. [sunting] Iklim  Jawa Tengah memiliki iklim tropis, dengan curah hujan tahunan rata-rata 2.000 meter, dan suhu rata-rata 21-32oC. Daerah dengan curah hujan tinggi terutama terdapat di Nusakambangan bagian barat, dan sepanjang Pegunungan Serayu Utara. Daerah dengan curah hujan rendah dan sering terjadi kekeringan di musim kemarau berada di daerah Blora dan sekitarnya serta di bagian selatan Kabupaten Wonogiri. [sunting] Penduduk 
Demografi 
 Jumlah penduduk Provinsi Jawa Tengah adalah 30.775.846 jiwa. Kabupaten/kota dengan jumlah penduduk terbesar adalah Kabupaten Brebes (1,767 juta jiwa), Kabupaten Cilacap (1,644 juta jiwa), dan Kabupaten Banyumas (1,603 juta jiwa).  Sebaran penduduk umumnya terkonsentrasi di pusat-pusat kota, baik kabupaten ataupun kota. Kawasan permukiman yang cukup padat berada di daerah Semarang Raya (termasuk Ungaran dan sebagian wilayah Kabupaten Demak dan Kendal), Solo Raya (termasuk sebagian wilayah Kabupaten Karanganyar, Sukoharjo, dan Boyolali), serta Tegal-Brebes-Slawi.  Pertumbuhan penduduk Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,67% per tahun. Pertumbuhan penduduk tertinggi berada di Kabupaten Demak (1,5% per tahun), sedang yang terendah adalah Kota Pekalongan (0,09% per tahun).  Dari jumlah penduduk ini, 47% diantaranya merupakan angkatan kerja. Mata pencaharian paling banyak adalah di sektor pertanian (42,34%), diikuti dengan perdagangan (20,91%), industri (15,71%), dan jasa (10,98%). [sunting] Suku  Mayoritas penduduk Jawa Tengah adalah Suku Jawa. Jawa Tengah dikenal sebagai pusat budaya Jawa, di mana di kota Surakarta dan Yogyakarta terdapat pusat istana kerajaan Jawa yang masih berdiri hingga kini.  Suku minoritas yang cukup signifikan adalah Tionghoa, terutama di kawasan perkotaan meskipun di daerah pedesaan juga ditemukan. Pada umumnya mereka bergerak di bidang perdagangan dan jasa. Komunitas Tionghoa sudah berbaur dengan Suku Jawa, dan banyak diantara mereka yang menggunakan Bahasa Jawa dengan logat yang kental sehari-harinya.  Selain itu di beberapa kota-kota besar di Jawa Tengah ditemukan pula komunitas Arab-Indonesia. Mirip dengan komunitas Tionghoa, mereka biasanya bergerak di bidang perdagangan dan jasa.  Di daerah perbatasan dengan Jawa Barat terdapat pula orang Sunda yang sarat akan budaya Sunda, terutama di wilayah Cilacap, Brebes, dan Banyumas. Di pedalaman Blora (perbatasan dengan provinsi Jawa Timur) terdapat komunitas Samin yang terisolir, yang kasusnya hampir sama dengan orang Kanekes di Banten. 
Bahasa 
 Meskipun Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi, umumnya sebagian besar menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa Jawa Dialek Solo-Jogja dianggap sebagai Bahasa Jawa Standar.  Di samping itu terdapat sejumlah dialek Bahasa Jawa; namun secara umum terdiri dari dua, yakni kulonan dan timuran. Kulonan dituturkan di bagian barat Jawa Tengah, terdiri atas Dialek Banyumasan dan Dialek Tegal; dialek ini memiliki pengucapan yang cukup berbeda dengan Bahasa Jawa Standar. Sedang Timuran dituturkan di bagian timur Jawa Tengah, diantaranya terdiri atas Dialek Solo, Dialek Semarang. Diantara perbatasan kedua dialek tersebut, dituturkan Bahasa Jawa dengan campuran kedua dialek; daerah tersebut diantaranya adalah Pekalongan dan Kedu.  Di wilayah-wilayah berpopulasi Sunda, yaitu di kabupaten Brebes bagian selatan, dan kabupaten Cilacap utara sekitar kecamatan Dayeuhluhur, orang Sunda masih menggunakan bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-harinya. 
Agama 
 Sebagian besar penduduk Jawa Tengah beragama Islam dan mayoritas tetap mempertahankan tradisi Kejawen yang dikenal dengan istilah abangan.  Agama lain yang dianut adalah Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, Kong Hu Cu, dan puluhan aliran kepercayaan. Penduduk Jawa Tengah dikenal dengan sikap tolerannya. Sebagai contoh di daerah Muntilan, Kabupaten Magelang banyak dijumpai penganut agama Katolik, dan dulunya daerah ini merupakan salah satu pusat pengembangan agama Katolik di Jawa. 
Perekonomian 
 Pertanian merupakan sektor utama perekonomian Jawa Tengah, dimana mata pencaharian di bidang ini digeluti hampir separuh dari angkatan kerja terserap.  Kawasan hutan meliputi 20% wilayah provinsi, terutama di bagian utara dan selatan. Daerah Blora-Grobogan merupakan penghasil kayu jati. Jawa Tengah juga terdapat sejumlah industri besar dan menengah. Daerah Semarang-Ungaran-Demak-Kudus merupakan kawasan industri utama di Jawa Tengah. Kudus dikenal sebagai pusat industri rokok. Cilacap terdapat industri semen.  Blok Cepu di pinggiran Kabupaten Blora (perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah) terdapat cadangan minyak bumi yang cukup signifikan, dan kawasan ini sejak zaman Hindia Belanda telah lama dikenal sebagai daerah tambang minyak. 
Transportasi 
 Jawa Tengah dilalui beberapa ruas jalan nasional, yang meliputi jalur pantura (menghubungkan Jakarta-Semarang-Surabaya-Banyuwangi), jalur Tegal-Purwokerto, jalur lintas selatan (menghubungkan Bandung-Yogyakarta-Surakarta-Madiun-Surabaya), serta jalur Semarang-Solo. Losari, pintu gerbang Jawa Tengah sebelah barat dapat ditempuh 3,5 - 4 jam perjalanan dari Jakarta. Saat ini telah dibangun ruas jalan tol yang menghubungkan Semarang dan Solo, sehingga mempersingkat waktu tempuh dan memperlancar kegiatan perekonomian.  Jawa Tengah merupakan provinsi yang pertama kali mengoperasikan jalur kereta api, yakni pada tahun 1862 dengan rute Semarang-Yogyakarta, namun jalur ini sekarang tidak lagi dipakai. Saat ini jalur kereta api yang melintasi Jawa Tengah adalah lintas utara (Jakarta-Semarang-Surabaya), lintas selatan (Bandung-Yogyakarta-Surabaya), jalur Kroya-Cirebon, dan jalur Solo-Gundih-Semarang. Jalur kereta Solo-Wonogiri yang telah lama mati dihidupkan kembali pada tahun 2005.  Untuk transportasi udara, Bandara Ahmad Yani di Semarang dan Bandara Adi Sumarmo di Surakarta merupakan bandara komersial yang paling penting di Jawa Tengah. Selain itu juga terdapat Bandara Tunggulwulung di Cilacap dan Bandara Wirasaba di Purbalingga. Penerbangan Jakarta-Semarang atau Jakarta-Surakarta dapat ditempuh dalam waktu 45-50 menit. 
Komunikasi dan Media Massa 
 Semarang, Surakarta, Purwokerto, dan Tegal merupakan kota-kota di mana biasanya terdapat stasiun relay televisi swasta nasional. Beberapa stasiun televisi lokal di Jawa Tengah adalah TV Borobudur, Pro-TV, Cakra Semarang TVdan TVKU (di Semarang); TATV (di Surakarta); TegalTV (di Tegal); Kebumen TV (di Kebumen); dan Banyumas TV (di Banyumas).  Suara Merdeka, harian yang terbit dari Semarang, adalah surat kabar dengan sirkulasi tertinggi di Jawa Tengah; harian ini juga memiliki edisi lokal Suara Pantura dan Suara Solo. Di samping itu terdapat koran jaringan Jawa Pos Group, baik yang terbit bersama induknya Jawa Pos (Radar Solo, Radar Jogja, Radar Semarang, dan Radar Kudus) maupun yang terbit sendiri (Meteor, Solo Pos, Radar Tegal, Radar Banyumas Joglosemar).  Selain itu, di Semarang masih ada beberapa radio yang merupakan jaringan radio news dan hiburan nasional Jakarta, diantaranya 89,8 Trijaya FM; 91,00 Elsinta FM; 93,4 Smart FM; 106,0 PAS FM, Female FM, dan beberapa radio news maupun hiburan lokal lain seperti Rasika FM, Gajahmada FM, Suara Sakti FM, Idola FM, Imelda FM, CFM, SoloPos FM, dll. 
Pendidikan Tinggi di Jawa Tengah 
 Jawa Tengah memiliki sejumlah perguruan tinggi terkemuka, terutama di kota Semarang dan Surakarta. Perguruan tinggi negeri meliputi: Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Negeri Semarang (Unnes), dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)Walisongo di Semarang; Universitas Negeri Surakarta (UNS) di Solo, serta Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) di Purwokerto  Sedangkan universitas swasta terkemuka adalah Universitas Dian Nuswantoro Semarang (UDINUS), Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) di Salatiga, Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) dan Unika Soegijapranata di Semarang, STIE Bank BPD Jateng, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Muhammadiyah Magelang serta Universitas Panca Sakti di Tegal.  Universitas Dian Nuswantoro Semarang (UDINUS) telah bekerja sama dalam bentuk TWINNING PROGRAM dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan JOINT PROGRAM dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya(ITS). Selain itu UDINUS juga telah bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi terkemuka lainnya seperti Universitas Indonesia (UI), Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) dan Malaysia Multimedia Universiti (MMU). Selain itu UDINUS merupakan satu-satunya perguruan tinggi swasta yang memiliki Televisi Kampus UDINUS berijin dengan nama TVKU.  Selain itu juga terdapat Akademi Angkatan Darat (AAD) dan SMA Taruna Nusantara di Magelang serta Akademi Kepolisian di Semarang. LPLP Tutuko adalah lembaga pendidikan aviasi dan maintenance penerbangan (mekanik) di Surakarta (Jl. Merapi, Surakarta) dan Yogyakarta (Jl. Sorosutan, Yogyakarta).  Berbagai pendidikan kesehatan seperti akademi keperawatan dan akademi kebidanan.  Pendidikan kursus dan pelatihan untuk instansi, organisasi, perorangan (privat) dan umum. 
Pariwisata 
 Jawa Tengah banyak terdapat obyek wisata yang sangat menarik. Kota Semarang memiliki sejumlah bangunan kuno. Obyek wisata lain di kota ini termasuk Puri Maerokoco (Taman Mini Jawa Tengah) dan Museum Rekor Indonesia (MURI).  Salah satu kebanggaan provinsi ini adalah Candi Borobudur, yakni monumen Buddha terbesar di dunia yang dibangun pada abad ke-9, terdapat di Kabupaten Magelang. Candi Mendut dan Pawon juga terletak satu kompleks dengan Borobudur.  Candi Prambanan di perbatasan Kabupaten Klaten dan Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia. Di kawasan Dieng terdapat kelompok candi-candi Hindu, yang diduga dibangun sebelum era Mataram Kuno. Kompleks candi Gedong Songo terletak di lereng Gunung Ungaran, Kabupaten Semarang.  Surakarta dipandang sebagai salah satu pusat kebudayaan Jawa, dimana di kota ini terdapat Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran. Obyek wisata menarik di luar kota ini adalah Air Terjun Grojogan Sewu dan candi-candi peninggalan Majapahit di Kabupaten Karanganyar; serta Museum Fosil Sangiran yang terletak di jalur Solo-Purwodadi.  Bagian selatan Jawa Tengah juga menyimpan sejumlah obyek wisata alam menarik, diantaranya Goa Jatijajar dan Pantai Karangbolong di Kabupaten Kebumen, serta Baturraden di Kabupaten Banyumas. Di bagian utara terdapat Obyek Wisata Guci di lereng Gunung Slamet, Kabupaten Tegal; serta Kota Pekalongan yang dikenal dengan julukan 'kota batik'.  Kawasan pantura barat banyak menyimpan wisata religius. Masjid Agung Demak yang didirikan pada abad ke-16 merupakan bangunan artistik dengan paduan arsitektur Islam dan Hindu. Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Kawasan pantura barat terdapat 3 makam wali sanga, yakni Sunan Kalijaga di Demak, Sunan Kudus di kota Kudus, dan Sunan Muria di Kabupaten Kudus. Kudus juga dikenal sebagai 'kota kretek', dan kota ini juga terdapat museum kretek.  
Upacara Khas Suku Jawa ! 
 * Kematian Mendhak  Tradisi Mendhak adalah salah satu ritual dalam adat istiadat kematian budaya Jawa. Upacara tradisional Mendhak dilaksanakan secara individu atau berkelompok untuk memperingati kematian seseorang. Peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk upacara tradisional Mendhak adalah sebagai berikut: tumpeng, sega uduk, side dishes, kolak, ketan, dan apem. Kadang-kadang, sebelum atau sesudah upacara Mendhak dilaksanakan, sanak keluarga dapat mengunjungi makam saudara mereka.  Upacara tradisional ini dilaksanakan tiga kali dalam seribu hari setelah hari kematian: pertama disebut Mendhak Pisan, upacara untuk memperingati satu tahun kematian (365 hari); kedua disebut Mendhak Pindho sebagai upacara peringatan dua tahun kematian; ketiga disebut sebagai Mendhak Telu atau Pungkasan atau Nyewu Dina, yang dilaksanakan pada hari ke seribu setelah kematian.  Menurut kepercayaan Jawa, setelah satu tahun kematian, arwah dari saudara yang diperingati kematiannya tersebut telah memasuki dunia abadi untuk selamanya. Menurut kepercayaan juga, untuk memasuki dunia abadi tersebut, arwah harus melalui jalan yang sangat panjang; oleh karena itu penting sekali diadakannya beberapa upacara untuk menemani perjalanan sang arwah.  * Kematian surtanah  Tradisi kematian dalam adat Jawa salah sataunya adalah Upacara Surtanah yang bertujuan agar arwah atau roh orang mati mendapat tempat yang layak di sisi Sang Maujud Agung.  Perlengkapan upacara: - Golongan bangsawan: tumpeng asahan lengkap dengan lauk, sayur adem (tidak pedas), pecel dengan sayatan daging ayam goreng/panggang, sambal docang dengan kedelai yang dikupas, jangan menir, krupuk, rempeyek, tumpeng ukur-ukuran, nasi gurih, nasi golong, dan pisang raja. - Golongan rakyat biasa: tumpeng dengan lauknya, nasi golong, ingkung dan panggang ayam, nasi asahan, tumpeng pungkur, tumpeng langgeng, pisang sajen, kembang setaman, kinang, bako enak dan uang bedah bumi.  Upacara ini diadakan setelah mengubur jenazah yang dihadiri oleh keluarga, tetangga dekat, dan pemuka agama.  * Upacara nyewu dina  Inti dari upacara ini memohon pengampunan kepada Tuhan. Perlengkapan upacara: - Golongan bangsawan: takir pentang yang berisi lauk, nasi asahan, ketan kolak, apem, bunga telon ditempatkan distoples dan diberi air, memotong kambing, dara/merpati, bebek/itik, dan pelepasan burung merpati. - Golongan rakyat biasa: nasi ambengan, nasi gurih, ketan kolak, apem, ingkung ayam, nasi golong dan bunga yang dimasukan dalam lodong serta kemenyan.  Upacara tersebut diadakan setelah maghrib dan diikuti oleh keluarga, ulama, tetangga dan relasi.  * Upacara Brobosan  Salah satu upacara tradisional dalam adat istiadat kematian jawa adalah upacara Brobosan. Upacara Brobosan ini bertujuan untuk menunjukkan penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur mereka yang telah meninggal dunia. Upacara Brobosan diselenggarakan di halaman rumah orang yang meninggal, sebelum dimakamkan, dan dipimpin oleh anggota keluarga yang paling tua.  Tradisi Brobosan dilangsungkan secara berurutan sebagai berikut: 1) peti mati dibawa keluar menuju ke halaman rumah dan dijunjung tinggi ke atas setelah upacara doa kematian selesai, 2) anak laki-laki tertua, anak perempuan, cucu laki-laki dan cucu perempuan, berjalan berurutan melewati peti mati yang berada di atas mereka (mrobos) selama tiga kali dan searah jarum jam, 3) urutan selalu diawali dari anak laki-laki tertua dan keluarga inti berada di urutan pertama; anak yang lebih muda beserta keluarganya mengikuti di belakang.  UPACARA ADAT KELAHIRAN SUKU JAWA  Upacara tradisional ini menyimbolkan penghormatan sanak keluarga yang masih hidup kepada orang tua dan leluhur mereka.  Salah satu tradisi kelahiran dalam budaya Jawa adalah Selapanan. Upacara Selapanan bertujuan memohon keselamatan bagi si bayi. Perlengkapan upacara yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: - Golongan bangsawan: Nasi tumpeng gudangan, nasi tumpeng kecil yang ujungnya ditancapi tusukan bawang merah dan cabe merah, bubur lima macam, jajan pasar, nasi golong, nasi gurih, sekul asrep-asrepan, pecel ayam, pisang, kemenyan, dan kembang setaman diberi air. - Golongan rakyat biasa: Tumpeng nasi gurih dengan lauk, nasi tumpeng among-among, nasi golong, jenang abang putih, ingkung dan panggang ayam.  Upacara terakhir dalam rangkaian selamatan kelahiran yang dilakukan pada hari ke 36 sesuai dengan weton atau hari pasaran kelahiran si bayi. Selapanan diadakan setelah maghrib dan dihadiri oleh si bayi, ayah, dukun, ulama, famili dan keluarga terdekat.  UPACARA PERNIKAHAN SUKU JAWA  Pesta pernikah adat Jawa mempunya beraneka ragam tradisi. Pemaes, dukun pengantin perempuan di mana menjadi pemimpin dari acara pernikahan, itu sangat penting. Dia mengurus dandanan dan pakaian pengantin laki-laki dan pengantin perempuan yang bentuknya berbeda selama pesta pernikahan. Biasanya dia juga menyewakan pakaian pengantin, perhiasan dan perlengkapan lain untuk pesta pernikahan.  Banyak yang harus dipersiapkan untuk setiap upacara pesta pernikahan. Panitia kecil terdiri dari teman dekat, keluarga dari kedua mempelai. Besarnya panitia itu tergantung dari latar belakang dan berapa banyaknya tamu yang di undang (300, 500, 1000 atau lebih). Sesungguhnya upacara pernikahan itu merupakan pertunjukan besar.  Panitia mengurus seluruh persiapan perkawinan: protokol, makanan dan minuman, musik gamelan dan tarian, dekorasi dari ruangan resepsi, pembawa acara, wali untuk Ijab, pidato pembuka, transportasi, komunikasi dan keamanan. Persiapan yang paling penting adalah Ijab (catatan agama dan catatan sipil), dimana tercatat sebagai pasangan suami istri.  Biasanya sehari sebelum pesta pernikahan, pintu gerbang dari rumah orangtua wanita dihias dengan Tarub (dekorasi tumbuhan), terdiri dari berbeda Tuwuhan (tanaman dan daun).  * Dua pohon pisang dengan setandan pisang masak berarti: Suami akan menjadi pemimpin yang baik di keluarga. Pohon pisang sangat mudah tumbuh dimana saja. Pasangan pengantin akan hidup baik dan bahagia dimana saja. * Sepasang Tebu Wulung berarti: Seluruh keluarga datang bersama untuk bantuan nikah. * Cengkir Gading berarti: Pasangan pengantin cinta satu sama lain dan akan merawat keluarga mereka. * Bentuk daun seperti beringin, mojo-koro, alang-alang, dadap srep berarti: Pasangan pengantin akan hidup aman dan melindungi keluarga.  bekletepe di atas pintu gerbang berarti menjauhkan dari gangguan roh jahat dan menunjukan di rumah mana pesta itu diadakan.  Kembar Mayang adalah karangan dari bermacam daun (sebagian besar daun kelapa di dalam batang pohon pisang). Itu dekorasi sanggat indah dan menpunya arti yang luas.  * Itu menpunyai bentuk seperti gunung: Gunung itu tinggi dan besar, berarti laki-laki harus punya banyak pengetahuan, pengalaman dan kesabaran. * Keris: Melukiskan bahwa pasangan pengantin berhati-hati dalam kehidupan, pintar dan bijaksana. * Cemeti: Pasangan pengantin akan selalu hidup optimis dengan hasrat untuk kehidupan yang baik. * Payung: Pasangan pengantin harus melindungi keluarganya. * Belalang: Pasangan pengantin akan giat, cepat berpikir dalam mengambil keputusan untuk keluarganya. * Burung: Pasangan pengantin mempunyai motivasi hidup yang tinggi. * Daun Beringin: Pasangan pengantin akan selalu melindungi keluarganya dan masyarakat sekitarnya. * Daun Kruton: Daun yang melindungi mereka dari gangguan setan. * Daun Dadap srep: Daun yang dapat digunakan mengompres untuk menurunkan demam, berarti pasangan pengantin akan selalu mempunyai pikiran yang jernih dan tenang dalam mengadapi masalah. * Daun Dlingo BenglĂ©: Jamu untuk infeksi dan penyakit lainnya, itu digunakan untuk melindungi gangguan setan. * Bunga Patra Manggala: Itu digunakan untuk memperindah karangan.  Sebelum memasang Tarub dan Bekletepe harus membuat sepesial Sajen.  Tradisionil Sajen (persembahan) dalam pesta adat Jawa itu sangat penting. Itu adalah simbol yang sangat berarti, di mana Tuhan Pencipta melidungi kami. Sajen berarti untuk mendoakan leluhur dan untuk melindungi dari gangguan roh jahat. Sajen diletakan di semua tempat di mana pesta itu diadakan, diantaranya di kamar mandi, di dapur, di bawah pintu gerbang, di bawah dekorasi Tarub, di jalan dekat rumah, dan lain-lain.  Siraman sajen terdiri dari:  * Tumpeng Robyong, nasi kuning dengan hiasan. * Tumpeng Gundul, nasi kuning tanpa hiasan. * Makanan: ayam, daging, tahu, telur. * Tujuh macam bubur. * Pisang raja dan buah lainnya. * Kelapa muda. * Kue manis, lemper, cendol. * Teh dan kopi pahit. * Rokok dan kretek. * Lantera. * Bunga Telon (kenanga, melati, magnolia) dengan air Suci.  Siraman: Makna dari pesta Siraman adalah untuk membersihkan jiwa dan raga. Pesta Siraman ini biasanya diadakan di siang hari, sehari sebelum Ijab dan Panggih. Siraman di adakan di rumah orangtua pengantin masing-masing. Siraman biasanya dilakukan di kamar mandi atau di taman. Sekarang lebih banyak diadakan di taman. Daftar nama dari orang yang melakukan Siraman itu sangat penting. Tidak hanya orangtua, tetapi juga keluarga dekat dan orang yang dituakan. Mereka menyeleksi orang yang bermoral baik. Jumlah orang yang melakukan Siraman