Unilever Hadirkan Program CSR Baru Bertajuk "Markas Petualangan
Taro"
Menyusul kesuksesan Jakarta Green & Clean (JGC),
PT. Unilever Indonesia, Tbk melalui merek camilan andalannya, Taro, meluncurkan
program Corporate Social Responsibility (CSR) baru bertajuk Markas
Petualangan Taro (MPT). Program kepedulian pada anak-anak ini mulai dijalankan
oleh masyarakat pada April 2008 lalu. Unilever yang berkiprah di Indonesia
sejak 1933 ini menciptakan MPT dengan tujuan untuk membentuk karakter anak yang
mandiri, peduli dan kreatif melalui aktivitas petualangan dengan memanfaatkan lahan
di sekitar tempat tinggal.
"Kampanye Markas Petualangan Taro kami yakini
akan memberikan manfaat bagi masa depan anak-anak kita, karena masa depan
bangsa ini terletak di tangan mereka," tutur Adeline Ausy Setiawan selaku
Marketing Manager Modern Snacks & Beverages PT. Unilever Indonesia, Tbk.
"Kami menyadari, untuk mewujudkan misi sosial ini kami tidak dapat
melakukannya sendiri, maka kami menggandeng JGC yang telah sukses dengan
program pemberdayaan masyarakat untuk lebih peduli mencintai lingkungan. Dan
untuk mengimplementasikannya kami bermitra dengan Masyarakat, PKK, psikolog
dari Propotenzia dan Aksi Cepat Tanggap (ACT) untuk saling bahu-membahu demi
mewujudkan karakter anak yang unggul," jelas Ausy.
Ausy menambahkan, "Pada tahap awal MPT
berlangsung di 25 RW (Rukun Warga) yang tersebar di DKI Jakarta, dengan
masing-masing wilayah Kotamadya dipilih lima titik. Ke-25 titik ini merupakan
proyek awal. Psikolog anak Lina E. Muksin, M.Psi berpendapat, "Setiap anak
memiliki jiwa petualang, anak usia Sekolah Dasar mulai mengenal lingkungan di
luar rumah sebagai aktifitas petualanganya. Sayangnya di kota-kota besar pada
umumnya kurang ramah terhadap anak, di mana amat minim lahan bermain. Tak heran
banyak anak bermain di ruang terbuka yang bukan difungsikan sebagai lahan
bermain yaitu jalanan. Jika kondisi ini tidak diakomodir dengan baik akan
menjerumuskan anak untuk menyerap secara langsung yang ada di
lingkungannya."
General Manager Yayasan Unilever Peduli, Sinta
Kaniawati, memaparkan bahwa MPT merupakan anak program JGC - MPT terlahir dari
program JGC yang secara holistik mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk
peduli terhadap lingkungannya, tetapi juga mengajak masyarakat untuk peduli
tehadap perkembangan anak di lingkungannya. Berdasarkan pengamatan tim JGC,
pihaknya melihat area JGC masih kekurangan sarana untuk bermain anak, padahal
lingkungan tersebut sebenarnya bisa memanfaatkan lahan yang tersedia sebagai
sarana anak untuk berpetualang. Oleh karena itu pihaknya menggandeng Taro untuk
menggarap program sosial kemasyarakatan yang dapat mengeliminir masalah
kurangnya lahan bermain buat anak-anak."
Program MPT dikemas dengan misi agar semua anak tetap
bisa tumbuh sesuai dengan kebutuhan usianya sehingga mereka berkembang dengan
masa kanak-kanak yang lebih menyenangkan dan bermakna. Menurut Brand Manager
Taro Amalia Sarah Santi, "MPT mengajak masyarakat luas untuk berperan
serta menjadi sahabat bermain dan pelindung, di mana mereka bisa mendapatkan
dukungan dan membangun harapan bersama."
Berdasarkan riset yang dilakukan di area MPT oleh
Propotenzia hubungan antara orang tua dan anak kurang berjalan maksimal, ini
dikarenakan 83% orang tua cenderung mengalami stres. Oleh karena itu peran
orang kurang efektif dalam mengasuh anak. Sehingga anak cenderung kurang
optimal dalam perkembangan psikososialnya yaitu penggambaran citra diri yang
negatif, kurang dapat mengendalikan emosi, kurang harmonis dengan orang tua,
tidak dapat bersosialisasi.
Sarah melanjutkan, "MPT juga ditujukan untuk
lebih mempererat hubungan antara anak dan ibunya melalui aktifitas petualangan
yang digelar secara berkala di lingkungan masing-masing. Melalui program MPT,
anak dapat kembali bebas bermain, termasuk mengenal lingkungannya di tengah
kurangnya lahan bermain. Sebagai contoh lapangan badminton yang biasanya
dipakai orang dewasa setiap Sabtu atau Minggu dapat digunakan menjadi ajang
bermain anak-anak peserta program MPT. Melalui aktivitas petualangan yang
dilakukan secara rutin selama 2 jam per minggu, anak-anak mendapat kesempatan
untuk melatih dan mengembangkan kompetensi, berinteraksi dengan teman sebaya,
terlibat dalam kerjasama tim, kreatif memecahkan masalah, menumbuhkan
kepedulian dan mengembangkan inisiatif, mengontrol emosi serta mengevaluasi
diri. Program ini juga sebagai sarana memberdayakan para Ibu untuk turut serta
mendidik anak, serta mampu membuat anak memiliki haknya kembali untuk
bermain." Beberapa contoh permainan dalam MPT adalah "Peta
RT-ku", "Ranjau Darat", "Sekolah Batu", "Para
Semut Petualang", "Sahabat Taro Peduli" dan "Keluargaku
Teman Petualanganku". "Program Markas Petualangan Taro mengharapkan
masyarakat untuk berperan secara aktif dalam menanamkan kepedulian akan
pentingnya membentuk karakter anak melalui aktifitas petualangan di lahan
sekitar. MPT yang dikembangkan dan dimiliki masyarakat diharapkan akan
bermanfaat, berkelanjutan dan optimal, "Sarah menambahkan.
Program MPT versus fenomena anak jalanan
Kurangnya lahan bermain dapat menjadi salah satu
pemicu kenaikan anak jalanan. Psikolog anak Lina E. Muksin, M.Psi mengatakan
anak di usia sekolah sangat suka berpetualang. Hanya saja, rumah dan
benda-benda di dalamnya bukan lagi area petualangan yang menarik bagi anak.
Mereka ingin sesuatu yang baru sehingga lingkungan di luar rumah menjadi tujuan
mereka berpetualang. Pengaruh lingkungan dapat diserap langsung oleh anak
sehingga berakibat buruk, seperti anak usia dini yang mulai merokok, tingginya
angka anak jalanan, serta hal-hal negatif lainnya. Sebagai contoh kondisi di
kota Jakarta sebagai ibu kota negara yang masih memprihatinkan, di mana ruang
ruang terbuka bebas terus berkurang. Di Jakarta, ruang terbuka hijau pada 2002
hanya tersisa 5.059 Ha ( 9 % ) dari luas DKI sebesar 66.152 Ha.
Tentang PT Unilever Indonesia Tbk
PT Unilever Indonesia Tbk yang beroperasi di Indonesia
sejak tahun 1933, telah tumbuh dan berkembang bersama masyarakat Indonesia
selama 75 tahun. Unilever, sebagai perusahaan yang mempunyai tanggung jawab
yang tinggi terhadap masyarakat, secara berkelanjutan menjalankan program
tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR)
tidak hanya pada program korporasi, tetapi juga pada brand-brandnya yang 95%
produknya digunakan rumahtangga. Sukses Unilever tidak dapat diraih tanpa
kepercayaan masyarakat. Program sosial masyarakat yang dilakukan brand-brand
Unilever di antaranya: Kampanye Cuci Tangan dengan Sabun (Lifebuoy), Program
Edukasi Kesehatan Gigi dan Mulut (Pepsodent), Program Pelestarian Makanan
Tradisional (Bango), Program memerangi kelaparan dan membantu anak Indonesia yang
kekurangan gizi (Blue Band) dan masih banyak lagi. Dalam bidang korporasi, di
bawah payung Yayasan Unilever Indonesia, Unilever menjalankan tanggung jawab
sosial perusahaannya dalam bidang: program pemberdayaan masyarakat/UKM (Program
Pemberdayaan Petani Kedelai Hitam), program edukasi kesehatan masyarakat (Pola
Hidup Bersih dan Sehat / PHBS), Program Lingkungan (Green and Clean), dan
lain-lain.
Sebagai perusahaan penyedia consumer products yang
mempunyai peran penting di Indonesia, Unilever adalah produsen merek-merek
terkenal di seluruh dunia yang juga terkenal di tingkat regional dan lokal,
antara lain Pepsodent, Lifebuoy, Lux, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Rinso,
Molto, Pond's, Citra, Blue Band, Royco, Bango, Wall's dan masih banyak lagi.
Sebagai perusahaan yang telah 'go public' pada tahun 1981 dan sahamnya
tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, Unilever memiliki komitmen
kuat untuk terus maju bersama Indonesia. Pada tahun 2007 PT Unilever Indonesia
Tbk berhasil meraih pertumbuhan laba besih 14% atau mencapai Rp 2 triliun,
dengan pertumbuhan penjualan 11% atau mencapai Rp 12,5 triliun.
Posisi Unilever Indonesia yang kuat sebagai pemimpin
pasar telah diakui melalui berbagai penghargaan nasional dan internasional yang
diterima oleh perusahaan. Pada tahun 2007, Unilever Indonesia menerima 76
penghargaan lokal dan regional baik dari berbagai media massa papan atas maupun
instansi pemerintah, antara lain: Asia's Leading Companies 200 Award
(The Wall Street Journal); Top 100 Performing Companies in Asia Pacific
(D&B Asia Pacific); International Stevie Award (International
Business Award - Best Communications Team); Finance Asia Award (Majalah Finance
Asia - 3 penghargaan: Best Managed Companies, Most Committed to Corporate
Governance, Most Committed to a Consistent Good Dividend Policy); Asia's
Best-Performing Companies (Business Week Magazine); International Green Apple
Environment Award (The Green Organisation, UK); The Best Corporate PR &
Brand PR Awards (Majalah Mix & SWA - 8 penghargaan); Indonesia Most Admired
Companies (IMAC) Award (Majalah Business Week & Frontier); Anugerah
Business Review Awards (Majalah Business Review - 6 penghargaan: Best Company,
Best Financial Performance, Best CSR programme, Best Management of Safety,
Quality & Environment and Best Corporation Secretary); The Indonesian Most
Admired Knowledge Enterprise (MAKE) Award (Dunamis & Teleos, UK); Metro TV
MDGs Award (Metro TV - penghargaan lingkungan) dan banyak lagi.
KOMENTAR:
Dari kegiatan CSR yang telah dilakukan oleh Unilever tersebut, dapat dikatakan bahwa Unilever cukup sukses dalam menjalankan program CSR-nya. Terbukti dari beberapa penghargaan yang telah diraih Unilever melalui program CSR yang telah dilaksanakan, juga Unilever sukses dalam program Green & Clean Unilever yang sempat menarik perhatian dunia internasional, hal ini terbukti dengan diterimanya penghargaan International Energy Globe Award, dimana Unilever meraih penghargaan untuk program lingkungan berkelanjutan untuk kategori air (water). Menurut saya Unilever dinilai sebagai perusahaan yang paling sukses dan serius menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR). Hal tersebut terlihat pada kebijakan perusahaan yang menempatkan CSR sebagai bagian organisasi perusahaan. Yaitu, CSR dibuat divisi sendiri di bawah direksi.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar